Akhir Tragis Kapal Induk Rusia Admiral Kuznetsov, Tak Layak Perbaikan

Admiral Kuznetsov, kapal induk terakhir Rusia, akan dijual atau dibuang. Simbol kekuatan laut Moskow ini kini jadi beban sejarah.
Akhir Tragis Kapal Induk Rusia Admiral Kuznetsov, Tak Layak Perbaikan

Kapal Induk Terakhir Uni Soviet di Ambang Pemusnahan

Kapal induk Admiral Kuznetsov, satu-satunya milik Angkatan Laut Rusia, kemungkinan besar akan dijual atau dipensiunkan sebagai rongsokan. Ini menandai babak baru yang menyedihkan dalam sejarah angkatan laut Rusia—berakhirnya era kapal induk yang selama puluhan tahun dianggap simbol kejayaan dan kekuatan militer Moskow di lautan dunia.

Diluncurkan pada tahun 1985, Admiral Kuznetsov adalah kapal induk berat terakhir yang dibangun oleh Uni Soviet sebelum runtuhnya negara tersebut. Dengan panjang 305 meter dan bobot hingga 59.000 ton, kapal ini dirancang untuk mengangkut 26 pesawat tempur dan 24 helikopter, serta mampu menampung lebih dari 2.600 awak.

Bertahun-Tahun Tak Aktif dan Gagal Diperbaiki

Sayangnya, sejak tahun 2017, kapal ini tidak lagi beroperasi dan hanya menjadi beban anggaran negara. Meskipun sempat dijadwalkan menjalani perbaikan besar, proyek pemeliharaan tersebut berkali-kali tertunda akibat berbagai insiden seperti kebakaran, tenggelamnya dok apung, serta lonjakan biaya yang ekstrem.

Andrei Kostin, kepala perusahaan pembuat kapal negara Rusia (USC), menyatakan bahwa tidak ada gunanya melanjutkan perbaikan. Dalam pernyataannya kepada media Rusia, ia menyebutkan bahwa kemungkinan besar kapal tersebut akan dijual sebagai besi tua atau dibuang.

Deretan Masalah yang Menghantui

Riwayat kerusakan kapal ini sudah panjang. Pada tahun 2018, dok kering apung di galangan Zvyozdochka, tempat perbaikan kapal dilakukan, tiba-tiba tenggelam, menyebabkan kerusakan pada kapal. Tidak lama kemudian, terjadi dua kebakaran serius saat proses pengelasan pada 2019 dan 2022, yang menyebabkan korban jiwa serta kerugian besar.

Perkiraan biaya perbaikan pun melonjak dari 20 miliar rubel (sekitar Rp3,7 triliun) menjadi lebih dari 60 miliar rubel hanya dalam satu tahun. Akibatnya, jadwal penyelesaian proyek yang awalnya ditargetkan tahun 2022, kemudian diundur hingga 2024, kini sepenuhnya dibatalkan.

Simbol Kehilangan Prestise dan Pengaruh Global

Pengamat militer menyatakan bahwa pemusnahan Admiral Kuznetsov bukan sekadar soal efisiensi anggaran, tapi juga memiliki makna simbolis yang dalam. Kapal ini pernah menjadi alat proyeksi kekuatan Rusia di luar negeri, termasuk dalam keterlibatannya dalam kampanye militer di Suriah pada 2016.

Yörük Işık, analis dari Bosphorus Observer, mengatakan bahwa meskipun secara strategis kehadiran kapal ini tidak lagi signifikan, pemusnahannya memberikan dampak psikologis besar. "Untuk menunjukkan kekuasaan global, Anda membutuhkan simbol seperti kapal induk. Rusia kehilangan satu-satunya kapal seperti itu," ujarnya.

Perbandingan dengan Armada Laut Negara Lain

Rusia saat ini menduduki peringkat ketiga kekuatan angkatan laut dunia menurut Military Watch Magazine, tetapi secara kuantitas dan kualitas masih tertinggal jauh dari Amerika Serikat dan bahkan China. Berikut adalah perbandingan data terkini:

  • Kapal Induk:
    AS: 11
    Rusia: 0 (jika Kuznetsov dipensiunkan)
    China: 3 (dan terus bertambah)
  • Kapal Penjelajah/Perusak:
    AS: 92
    Rusia: 13
  • Fregat:
    AS: 21
    Rusia: 10
  • Kapal Selam Serang Nuklir:
    AS: 53
    Rusia: 28
  • Kapal Selam Rudal Balistik:
    AS: 14
    Rusia: 11

Kehilangan satu-satunya kapal induk membuat Rusia praktis kehilangan kemampuan proyeksi kekuatan laut secara global—faktor penting dalam geopolitik modern.

Dari Kebanggaan Menjadi Beban

Sejak era Soviet, keberadaan kapal induk dianggap sebagai lambang kekuatan superpower. Admiral Kuznetsov sendiri pernah menjadi kebanggaan nasional, terutama saat berlayar di Mediterania dan memperlihatkan bendera Rusia di hadapan dunia.

Namun kenyataannya, kapal ini sering mengalami gangguan teknis. Ia dikenal sering mengeluarkan asap hitam pekat, mengalami gangguan mesin, dan bahkan memerlukan kapal tunda untuk mengantarnya. Media barat bahkan menyebutnya sebagai “kapal induk terburuk di dunia”.

Jalan Menuju Dekonstruksi

Kementerian Pertahanan Rusia belum mengeluarkan keputusan final terkait masa depan kapal tersebut. Namun, jika mengikuti tren pembatalan perbaikan dan pernyataan dari para pejabat industri, kemungkinan besar kapal akan dibongkar dan dijual sebagai rongsokan logam.

Hal ini mencerminkan tantangan ekonomi dan logistik yang dihadapi Rusia saat ini dalam mempertahankan angkatan laut modern, di tengah sanksi global dan keterbatasan sumber daya akibat konflik berkepanjangan.

Penutup: Simbol Era yang Telah Berakhir

Pemusnahan Admiral Kuznetsov bukan hanya akhir dari sebuah kapal induk, tetapi juga akhir dari era simbol kekuatan laut Rusia yang bertahan sejak zaman Uni Soviet. Ini adalah momen reflektif bagi Moskow—apakah mereka akan membangun kembali kekuatan lautnya, atau menerima kenyataan bahwa supremasi maritim kini telah berpindah ke kekuatan lain seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.

Posting Komentar

Berkomentar lah dengan kata yang baik, sopan dan benar